Menu

Khutbah · 5 Jun 2025 12:11 WIB ·

Khutbah Idul Adha: Meneladani Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim untuk Membangun Rumah Allah di Masa Kini


					Khutbah Idul Adha: Meneladani Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim untuk Membangun Rumah Allah di Masa Kini Perbesar

0
0

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الْقَهَّارِ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمٍ تَتَوَالَى كَالْأَمْطَارِ وَأَشْكُرُهُ عَلَى مُتَرَادِفِ فَضْلِهِ الْمِدْرَارِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنَ النَّارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْمُخْتَارُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلَ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الأَبْرَارِ أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللهِ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Hadirin kaum Muslimin yang dirahmati Allah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wa ta‘ala dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Ketakwaan adalah sebaik-baik bekal, sebagaimana firman Allah:

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Jama’ah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

Hari ini kita mengenang peristiwa agung yang tidak hanya menggugah hati tapi juga menyentuh relung terdalam jiwa. Peristiwa ketika Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama putranya Ismail dan istrinya Siti Hajar, mempersembahkan bentuk pengorbanan paling tulus demi menaati perintah Allah.

Ketika Ibrahim bermimpi menyembelih putranya, Ismail, ia tidak menolaknya. Justru dialog yang indah terjadi:

قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ

“Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu.” (QS. As-Saffat: 102)

Lalu Ismail pun menjawab dengan penuh keikhlasan:

قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Saffat: 102)

Inilah pengorbanan sejati. Tidak sekadar materi, tapi juga jiwa dan rasa. Dan keluarga Ibrahim mencontohkan kepada kita, bahwa ketaatan kepada Allah harus disertai keikhlasan dan kebersamaan dalam keluarga.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil hamd.

Jama’ah yang dirahmati Allah,

Dalam konteks kekinian, semangat pengorbanan itu masih sangat relevan. Apalagi dalam membangun rumah Allah, yakni masjid. Membangun masjid bukan hanya urusan batu dan semen, tapi adalah manifestasi dari iman dan cinta kita kepada Allah.

Allah berfirman:

اِنَّمَا يَعْمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنْ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ وَاَقَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمْ يَخْشَ اِلَّا اللّٰهَ ۗفَعَسٰٓى اُولٰۤىِٕكَ اَنْ يَّكُوْنُوْا مِنَ الْمُهْتَدِيْنَ ( التوبة/9: 18)

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) kecuali kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah: 18)

Membangun masjid adalah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Tidak ada istilah “itu urusan panitia”, atau “itu tanggung jawab tokoh agama, tanggung jawab pemerintah”. Tidak. Ini adalah amanah kolektif. Allah menyebut bahwa orang yang ikut memakmurkan masjid adalah tanda keimanan.

Oleh karena itu sangat disayangkan, jika masih ada segelintir dari jama’ahnya yang memilih diam, bahkan menonton dari jauh, seolah pembangunan masjid bukan urusan mereka. Bahkan lebih menyedihkan lagi, jika ada yang memanfaatkan mencari keuntungan pribadi dari proyek rumah Allah yang dibangun itu.

Bukankah Nabi Ibrahim dan keluarganya membangun Ka’bah dengan penuh pengorbanan dan doa tulus?

وَاِذْ يَرْفَعُ اِبْرٰهٖمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَاِسْمٰعِيْلُۗ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim dan Ismail meninggikan fondasi Baitullah (Ka‘bah), mereka berdoa: ‘Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.’” (QS. Al-Baqarah: 127)

Jama’ah yang dirahmati Allah,

Mari kita tanamkan dalam hati bahwa masjid adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan tunggu kaya dulu untuk berkorban. Karena Allah menilai niat dan keikhlasan, bukan jumlah dan jumlah yang dibanggakan.

Berikan waktu, tenaga, harta, bahkan pikiran untuk tujuan mulia ini. Jadikan pembangunan masjid bukan hanya urusan bangunan, tapi juga momentum membangun kebersamaan dan ukhuwah.

Bukankah jika masjid jadi dan makmur, mereka semua yang akan menuai pahalanya?

Rasulullah bersabda:

مَنْ بَنَى لِلهِ مَسْجِدًا صَغِيرًا كَانَ أَوْ كَبِيرًا بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِي الجَنَّةِ

Lainnya: Puskesmas Ratu Berlian Edukasi Siswa SMP Al-Jihad Soal Kesehatan Jiwa dan NAPZA Puskesmas Ratu Berlian Edukasi Siswa SMP Al-Jihad Soal Kesehatan Jiwa dan NAPZA Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Al-Jihad Gelar Beberapa Event Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Al-Jihad Gelar Beberapa Event Pelepasan Murid PAUD Al-Jihad: Awal Langkah Menuju Masa Depan Gemilang Pelepasan Murid PAUD Al-Jihad: Awal Langkah Menuju Masa Depan Gemilang

“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, kecil atau besar, maka Allah membangun baginya rumah di surga”. (HR al-Tirmidzi).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Izinkan saya menambahkan satu pesan penting sebagai penutup khutbah ini, khususnya kepada para pengurus masjid, panitia pembangunan, dan seluruh jama’ah.

Dengan berdirinya bangunan masjid yang megah, rasa syukur harus dibarengi dengan tanggung jawab besar. Jangan sampai keindahan fisik masjid tidak dibarengi dengan indahnya tata kelola dan manajemen pengurusnya.

Sudah sepatutnya, masjid dikelola secara profesional, dengan prinsip amanah, transparan, akuntabel, dan terbuka kepada jama’ah. Karena masjid adalah rumah Allah, bukan milik sekelompok orang, bukan milik pribadi, tapi milik umat.

Rasulullah ﷺ bersabda:

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pengurus masjid dituntut menunjukkan kekompakan, menjauhkan prasangka, serta menghindari konflik internal yang dapat mencederai kepercayaan jama’ah. Jangan sampai kemegahan bangunan justru menjadi tirai yang menutupi kelemahan manajemen. Tinggalkan sikap saling curiga, karena syaitan akan terus berusaha meretakkan ukhuwah dalam barisan pengurus dan jama’ah masjid.

اِنَّ الشَّيْطٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْۗ

“Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka.” (QS. Al-Isra’: 53)

Jadikan masjid sebagai pusat dakwah yang hidup, tempat anak-anak belajar mencintai agama, tempat orang dewasa memperdalam ilmu, tempat masyarakat menemukan kedamaian dan solusi, bukan hanya sekadar tempat shalat.

Ajakan ini bukan hanya seruan spiritual, tapi juga tuntutan moral dari umat yang telah mempercayakan hartanya, tenaganya, dan doanya dalam pembangunan masjid.

Tunjukkan bahwa: Pengurusnya kompak, bukan terpecah. Laporannya terbuka, bukan tertutup. Kegiatannya terarah, bukan sembarangan. Tujuannya lillah, bukan karena seseorang.

Allahu Akbar…

Maka, mari bersama-sama menjaga dan memakmurkan masjid yang bukan hanya dengan shalat, tetapi juga dengan pengelolaan yang baik, tertib, dan berorientasi ibadah.

Semoga Allah jadikan kita hamba-hamba yang meneladani keikhlasan dan pengorbanan Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail. Dan semoga masjid yang dibangun menjadi sumber keberkahan, pemersatu umat, dan cahaya kebaikan untuk generasi mendatang.

اللَّهُمَّ اجْعَلْ هٰذَا الْمَسْجِدَ بَيْتًا مِنْ بُيُوتِكَ الْعَامِرَةِ، وَارْزُقْنَا صِدْقَ النِّيَّةِ وَحُسْنَ الْعَمَلِ.

“Ya Allah, jadikanlah masjid ini salah satu rumah-Mu yang makmur dan berikanlah kepada kami keikhlasan niat dan amal shaleh”.

Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

  

Khutbah II Idul Adha

 اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَهُ الْحَمْدُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَعَشِيّاً وَحِينَ تُظْهِرُونَ. اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ ٱلْحَمْدُ للهِ الَّذِي شَرَعَ لِعِبَادِهِ ٱلْأُضْحِيَةَ تَذْكِرَةً بِفِدَاءِ خَلِيلِهِ، وَجَعَلَ أَيَّامَ ٱلنَّحْرِ مَوَاسِمَ قُرْبَاتٍ وَرَفْعَاتٍ فِي سَبِيلِهِ، نَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِ، وَدَعَا بِدَعْوَتِهِ، وَتَأَسَّى بِسُنَّتِهِ أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. فَانْظُرُوْا أَنَّ أَعْظَمَ الْقُرْبَاتِ فِي هَذِهِ الْأَيَّامِ مَا قُدِّمَ فِيهَا مِنْ دَمٍ يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُهُ، وَمَا طَابَ فِيهَا مِنْ نَفْسٍ تُرِيدُ رِضَاهُ فَأَكْرِمُوا هَذِهِ الْمَوَاسِمَ، فَإِنَّهَا أَيَّامُ رَحْمَةٍ وَنَفَحَاتٍ وَتَجَلِّيَاتٍ مِنْ عِنْدِهِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Ya Allah, limpahkan balasan terbaik kepada para jamaah haji yang sedang menunaikan ibadah haji. Terimalah haji mereka, sa’i mereka, dan tawaf mereka. Kembalikanlah mereka kepada keluarga mereka dalam keadaan selamat dan memperoleh keberkahan. Ampunilah dosa-dosa mereka, jadikanlah haji mereka sebagai haji yang mabrur, dosa yang Engkau ampuni, dan amal yang Engkau terima.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Engkau takdirkan bisa menunaikan ibadah haji di tahun-tahun yang akan datang. Janganlah Engkau halangi kami dari kesempatan untuk mengunjungi rumah-Mu yang mulia dan makam Nabi-Mu yang agung, Nabi Muhammad ﷺ.

عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Penulis : H. M. Syafi’ie Huddin, S.Ag.
(Wakil Ketua Yayasan Al-Jihad Ketapang)

Disclaimer: Artikel ini adalah milik Media Yayasan Islamiyah Al-Jihad Islamic Center. Segala bentuk penyalinan tanpa izin dilarang. Hak cipta © 2025.

Postingan ini telah dibaca 58 kali

Baca Lainnya

Khutbah Jum’at: Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Ladang Amal

29 Mei 2025 - 16:13 WIB

Khutbah Jum'at: Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Ladang Amal

Khutbah Jum’at: Mengimplementasikan Nilai-Nilai Ramadhan pada Bulan Syawal dan Setiap Waktu

29 Mei 2025 - 11:25 WIB

Khutbah Jum’at: Mengimplementasikan Nilai-Nilai Ramadhan pada Bulan Syawal dan Setiap Waktu
Trending di Khutbah
Scroll to top