Menu

Khutbah · 29 Mei 2025 11:25 WIB ·

Khutbah Jum’at: Mengimplementasikan Nilai-Nilai Ramadhan pada Bulan Syawal dan Setiap Waktu


					Khutbah Jum’at: Mengimplementasikan Nilai-Nilai Ramadhan  pada Bulan Syawal dan Setiap Waktu Perbesar

1
0

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِلْإِيْمَانِ وَالْإِسْلَامِ* وَخَصَّنَا بِشَرِيْعَةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ* أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اَلْمُنْعِمُ الْمَنَّانُ* وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحُمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلْمَبْعُوْثُ بِخَيْرِ الْأَدْيَانِ * اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ اَلسَّادَاتِ الْأَعْيَانِ* قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، يَاآيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّاوَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، أّمَّابَعْدُ .

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Takwa yang membawa kita pada ketaatan total kepada-Nya, dan menjauhkan kita dari larangan-larangan-Nya.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,

Bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Bulan yang penuh keberkahan, ampunan, dan pembebasan dari api neraka. Bulan yang melatih kita untuk bersabar, menahan hawa nafsu, memperbanyak ibadah, dan mempererat solidaritas sosial. Namun pertanyaannya, apakah semua amal kita berhenti ketika Ramadhan usai? Apakah semangat ibadah hanya terbatas pada bulan suci Ramadhan saja?

Syawal adalah momentum evaluasi. Bulan pembuktian bahwa kita berhasil menjalani madrasah Ramadhan dengan baik. Semangat Ramadhan harus dilanjutkan. Nilai-nilai yang kita pelajari seperti keikhlasan, kedisiplinan, kepedulian, dan ketekunan harus terus diimplementasikan sepanjang tahun.

Jama’ah yang dirahmati Allah,

Apa saja nilai Ramadhan yang harus kita lanjutkan di bulan Syawal dan seterusnya?

  1. Nilai Keikhlasan

Keikhlasan berarti melakukan segala amal perbuatan semata-mata karena Allah SWT, bukan untuk pujian manusia, keuntungan dunia, atau popularitas. Amal yang tidak disertai keikhlasan tidak akan diterima oleh Allah, walaupun secara lahiriah tampak besar dan mulia.

Di bulan Ramadhan, kita berpuasa dan beribadah bukan karena ingin dilihat orang, sebab puasa adalah ibadah yang tersembunyi—yang tahu hanya diri kita dan Allah. Ini menjadi latihan utama keikhlasan. Maka, setelah Ramadhan pun, sifat ini harus tetap dijaga dan diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan.

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ ( البيّنة/98: 5)

“Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).  (Al-Bayyinah/98:5)

Ayat ini menegaskan bahwa seluruh ibadah harus dilakukan dengan niat yang murni karena Allah semata. Keikhlasan adalah inti dari ibadah yang diterima.

Rasulullah bersabda :

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini adalah fondasi utama dalam Islam mengenai pentingnya niat yang tulus. Ibadah tanpa niat yang benar tidak memiliki nilai di sisi Allah.

Keikhlasan adalah ruh dalam ibadah. Jika ibadah adalah jasad, maka keikhlasan adalah jiwanya. Bulan Ramadhan mengasah jiwa ini, dan bulan-bulan selanjutnya adalah saatnya mempertahankan serta menyempurnakannya.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,

  1. Nilai Disiplin Waktu

Disiplin waktu adalah kemampuan untuk mengatur dan menggunakan waktu sesuai dengan tujuan yang benar. Dalam Islam, waktu adalah nikmat besar sekaligus amanah. Di bulan Ramadhan, kita belajar disiplin secara nyata—bangun sahur sebelum subuh, berbuka tepat waktu, serta menjaga shalat lima waktu secara tertib. Ini bukan sekadar rutinitas, tapi latihan kedisiplinan yang mendidik jiwa.

وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ( العصر/103: 1-3)

“1.  Demi masa, 2.  sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, 3.  kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”  (Al-‘Asr/103:1-3)

Ayat ini menunjukkan bahwa waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, dan manusia akan merugi jika tidak menggunakannya untuk kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda:

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat yang banyak dilalaikan oleh manusia: kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

Ramadhan adalah madrasah kedisiplinan waktu. Orang yang mampu mengatur waktunya dengan baik di bulan Ramadhan, seharusnya bisa membawa kebiasaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Islam, waktu adalah ibadah, bukan sekadar angka di jam tangan. 

  1. Nilai Kepedulian Sosial

Ramadhan adalah bulan yang menumbuhkan rasa empati terhadap sesama, terutama yang kurang mampu. Lapar saat berpuasa membuat kita bisa merasakan apa yang dirasakan orang miskin setiap hari. Karena itu, Ramadhan mendorong kita untuk berzakat, bersedekah, dan berbagi, sebagai wujud nyata dari kepedulian sosial.

Namun, kepedulian ini tidak boleh berhenti saat Ramadhan berlalu. Justru harus menjadi karakter seorang muslim sepanjang hidupnya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ …… ( البقرة/2: 267)

Lainnya: Tim Assesor BAN-PDM Kalbar Adakan Visitasi Akreditasi SMP Al-Jihad Ketapang Tim Assesor BAN-PDM Kalbar Adakan Visitasi Akreditasi SMP Al-Jihad Ketapang Rapat persiapan tim akreditasi SMP Aljihad Ketapang Rapat persiapan tim akreditasi SMP Aljihad Ketapang Mengikuti Jejak Tarekat Naqsyabandiyah di Ketapang Mengikuti Jejak Tarekat Naqsyabandiyah di Ketapang

“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. ….”  (Al-Baqarah/2:267)

Allah memerintahkan orang beriman untuk menyisihkan harta demi kebaikan sesama. Ini adalah bagian dari keimanan dan cara untuk mensucikan harta.

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ

“Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka …. (QS. At-Taubah : 103)

Zakat adalah kewajiban yang membersihkan jiwa dari sifat kikir dan harta dari unsur yang tidak baik. Zakat menumbuhkan solidaritas sosial.

Rasulullah juga bersabda:

“Orang yang membantu kebutuhan saudaranya, Allah akan membantunya. Barangsiapa yang menghilangkan satu kesusahan dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan satu kesusahan darinya pada hari kiamat.” (HR. Muslim)

Kepedulian sosial adalah ruh dari Ramadhan yang harus tetap hidup sepanjang tahun. Dalam Islam, tidak ada kebaikan bagi orang yang hanya hidup untuk dirinya sendiri. Kita diajarkan menjadi umat yang saling peduli, tolong-menolong, dan berbagi kebahagiaan.

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah,

  1. Nilai Sabar dan Taqwa

Ramadhan adalah madrasah kesabaran. Kita dilatih untuk menahan lapar dan dahaga, menahan amarah, menjaga lisan, dan mengekang hawa nafsu dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa. Semua itu adalah bentuk nyata dari kesabaran yang bernilai tinggi di sisi Allah.

Sabar dan taqwa adalah dua bekal utama dalam menjalani hidup, terutama dalam menghadapi ujian, kesulitan, dan godaan dunia.

Qur’an surah Al-Baqarah: 183 menjelaskan bahwa tujuan utama dari puasa adalah untuk mencapai taqwa—yaitu kesadaran penuh untuk selalu berada dalam ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam QS. Al-Baqarah: 153 Allah berfirman

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah/2:153)

Ayat ini menunjukkan bahwa sabar adalah jalan utama untuk mendapatkan pertolongan Allah. Orang yang sabar tidak sendiri; ia ditemani oleh rahmat dan bimbingan Allah.

Ramadhan melatih kita menjadi pribadi yang sabar dan bertakwa. Dua sifat ini adalah kunci keberhasilan hidup dunia dan akhirat. Allah menjanjikan kemenangan bagi orang-orang yang sabar, dan kemuliaan bagi orang yang bertakwa.

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗ

“…Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa…” (QS. Al-Hujurat: 13)

Ma’asyiral Muslimin,

Mari jadikan Syawal dan bulan-bulan setelahnya sebagai ladang amal yang tak pernah surut. Kita tidak hanya menjadi hamba Ramadhan, tapi hamba Allah sepanjang zaman.

Hidup kita adalah ujian yang terus berlangsung. Ramadhan adalah pelatihan, Syawal dan bulan-bulan selanjutnya adalah pembuktian. Semoga kita terus istiqamah dalam beribadah, meningkatkan kualitas iman, serta memperbanyak amal kebaikan.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

 KHUTBAH II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.  اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Penulis : H. M. Syafi’ie Huddin, S.Ag.
(Wakil Ketua Yayasan Al-Jihad Ketapang)

Disclaimer: Artikel ini adalah milik Media Yayasan Islamiyah Al-Jihad Islamic Center. Segala bentuk penyalinan tanpa izin dilarang. Hak cipta © 2025.

Postingan ini telah dibaca 18 kali

Baca Lainnya

Khutbah Idul Adha: Meneladani Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim untuk Membangun Rumah Allah di Masa Kini

5 Juni 2025 - 12:11 WIB

Khutbah Idul Adha: Meneladani Pengorbanan Keluarga Nabi Ibrahim untuk Membangun Rumah Allah di Masa Kini

Khutbah Jum’at: Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Ladang Amal

29 Mei 2025 - 16:13 WIB

Khutbah Jum'at: Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Ladang Amal
Trending di Khutbah
Scroll to top